|
|
|
|
|
|
|
Belajar Beternak di Kampung Bebek
SRAGEN -
Bebek ternyata bisa menjadi mesin uang. Tak percaya? Coba tengok dukuh
Nusupan Wetan Rt 15 Rw 5 Desa Celep kecamatan Kedawung Kabupaten Sragen;
Sebagian besar warganya memilih beternak bebek. Maka tak heran kalau kampung
yang dihuni 23 kepala keluarga tersebut memilih beternak bebek sebagai mata
pencahariannya, sehingga dikenal dengan sebutan “Kampung Bebek”. Penghasilan
beternak bebek juga sangat menjanjikan, setiap KK dapat mencapai Rp 9 Juta
perbulan. Itu pun hanya dari menjual telurnya saja.
Bisnis
budidaya bebek kini menjadi pilihan ketimbang memelihara unggas lain, selain
keuntungannya menggiurkan , bebek termasuk unggas yang tahan dari serangan
penyakit seperti flu burung. Bisnis budidaya bebek memiliki prospek yang
cukup menjanjikan. Apalagi jika budidaya dilakukan secara intensif dalam arti
tidak dilakukan sebagai kegiatan sambilan.
Apalagi
sekarang permintaan pasar tidak hanya telur bebek, tetapi juga bebek potong
semakin meningkat. Daging bebek memiliki kekenyalan dan aroma yang khas.
Buktinya di mana-mana sedang merebak restoran dan warung makan yang
menawarkan sajian bebek dengan aneka pilihan menu.
Bebek di
Indonesia awalnya berasal dari Jawa. Sementara di Inggris dikenal dengan nama
Indian Runner (Anas Javanico). Berbagai jenis lokal dikenal penamaannya
berdasarkan tempat pengembangannya, wilayah asal dan sifat morfologis.
Umumnya
peternakan bebek ditujukan untuk bebek petelur. Namun peluang bebek pedaging
juga bisa diambil dari bebek jantan atau bebek betina yang sudah habis masa
produksinya, biasanya yang sudah berumur diatas 1 tahun. Selain itu pebisnis
juga bisa mengambil bagian pembibitan ternak bebek sebagai fokus usaha.
Namun
sebelum seorang peternak memulai usahanya harus menyiapkan diri dengan
pemahaman tentang perkandangan, bibit unggul, pakan ternak, pengelolaan dan
pemasaran hasil. Misalnya bagaimana pemeliharaan anak bebek (5-8 minggu),
pemeliharaan bebek n dara (umur 8-20 minggu keatas) dan pemeliharaan bebek
petelur (umur 20 minggu keatas).
Sedangkan
pengembangan dan pemeliharaan bebek potong agar tercapai efisiensi
pemanfaatannya dapat menggunakan bebek yang telah lewat masa produksinya
maupun bebek jantan. Hal ini dimaksudkan karena bebek jantan mempunyai
berbagai keunggulan dan keuntungan kalau ditinjau dari segi ekonomisnya.
Sementara harga bibit bebek jantan lebih murah jika dibandingkan bebek
betina, karena masyarakat hanya mengenal dan memetik keuntungan dari bebek
betina.
Pemeliharaannya
tidak membutuhkan waktu yang lama, dimana hasil sudah bisa dipetik dalam
waktu 2-3 bulan. Hal tersebut karena pertumbuhan dan perkembangan
tubuhnya relatif lebih baik daripada bebek betina. Berat badan sampai saat
dipotong tidak kurang dari 1,5 kg. Dengan memanfaatkan bebek jantan, dalam
waktu yang relatif singkat sudah dapat dicapai berat yang lebih dibutuhkan.
Pemotongan pada umur yang relatif muda, menghasilkan daging yang lebih empuk,
lebih gurih dan nilai gizinya lebih tinggi.
Sentra
peternakan bebek di Nusupan ini sudah dikenal lama. Awalnya tentu dengan
teknologi yang sangat sederhana dan bersifat sambilan. Biasanya bebek
digembalakan di persawahan dan sungai. Hasilnya pun selain dikonsumsi sendiri
juga dijual untuk menambah pendapatan untuk menutup kebutuhan rumahtangga
sehari-hari. Saat ini telah berkembang pesat.
“Almarhum
Mbah Suto yang mengenalkannya beternak bebek disini sekitar tahun 1970.karena
profesinya beternak bebek, ia terkenal dengan sebutan Suto Bebek. Awalnya
tetangga yang berdekatan dengan kandangnya merasa terganggu dengan baunya,
Tapi lama-lama malah ikut-ikutan menekuni ternak bebek. Hal itu menular ke
warga sekitarnya,” ungkap Lurah Celep Suharno.
“Hingga
tahun 2000 telah ada 23 KK peternak bebek dengan populasi sekitar 15 ribu
ekor bebek. Mereka terhimpun dalam kelompok peternak bebek “Rejeki
Agung”. karena populasi bebek disini sangat besar, tentunya harus ada
penanganan khusus, agar keberadaan bebek tersebut tidak mengganggu lingkungan
dan kesehatan. Maka atas inisiatif bersama dicanangkan satu kawasan, dan
dibuat drainase saluran pembuangan yang langsung ke sungai sehingga bau
kotoran bisa diminimalisir. Kebetulan lokasi kampung ini miring
kearah sungai, sehingga memudahkan pembuangan kotoran,” tambahnya.
Sementara
Bayan Celep Suwondo mengatakan, berdasarkan penilaian para konsumen, telur
bebek dari Nusupan, kualitasnya lebih baik. Hal itu karena tehnik
pemeliharaan bebek yang baik serta kondisi alam disini yang mendukung.
Pembelinya
beragam sebagian besar dari luar kota seperti Surakarta, Boyolali dan
Sukoharjo. Gaung desa Nusupan sebagai Sentra bebek ternyata telah
terdengar pemerintah pusat, sehingga memberikan bantuan rumah
permanen,dilengkapi mesin penggiling dan pencampur pakan.
“Bebek
sangat cocok digembalakan di daerah yang memiliki sungai-sungai kecil. Bebek
yang digembalakan cenderung lebih produktif. Masa produktif itik yang ideal
adalah 1 tahun. Produksi telur rata-rata 200-300 butir per tahun dengan berat
rata-rata 70 gram,” jelas Agus salah satu peternak bebek di Dukuh Nusupan.
“Biasanya
kandang bebek dibuat sederhana, dengan dinding bambu dan atap genteng atau
alang-alang. Kandang bebek disekat menjadi dua bagian. Satu bagian untuk
tempat makan dan bagian lainnya untuk tempat bertelur. Kandang bebek harus
dibersihkan setiap harinya. Kebersihan dan kenyamanan bebek akan sangat
berpengaruh pada produktifitasnya. Akan lebih baik apabila pakannya dari
gilingan kerang dan jagung,” tambah Agus
Agus
menjelaskan peternak harus memilih apakah akan fokus menjual telur atau
bibit. Apabila telur, perbandingannya bebek betina 100 bebek jantan cukup
satu (100:1). Tapi apabila beternak untuk dijadikan bibit maka
perbandingannya bebek jantan 90 bebek betina 10 (9:1).
Agus
mengungkapkan, untuk memilih telur yang baik untuk ditetaskan pilih yang
berwarna biru cerah, bentuknya tidak terlalu bulat maupun lonjong, dibawah
sorotan cahaya terlihat ada ruang udara berwarna hitam didalam telur. Untuk
menetaskannya secara konvensional bisa dengan dierami lewat bantuan ayam,
karena sifat bebek tidak mau mengerami telurnya. Ada juga cara di oven dengan
suhu stabil sesuai panas saat dierami sekitar 38-30 derajat celcius.
Di
peternakannya Agus menerapkan pola pakan untuk bebek berumur 0-15 hari diberi
pakan BR1, setelah itu sampai umur 35 hari pakan katul dan aking. Selanjutnya
dilepas ke lading untuk mencari pakan sendiri hingga siap bertelur sekitar 5
bulan. Untuk minumnya satu gallon dicampur satu sendok vitachip. “Biasanya
waktu dilepas ke lading dua kali. Pagi pukul 06.00-08.00 WIB dan siang pukul
14.30-17.00 WIb,” jelas Agus.
Saat ini
harga Telur mentah konsumsi = Rp. 970,- Harga telur tetas = Rp 1300,- . Harga
DOD/Meri Jantan = Rp.2600,- Harga DOD/Meri Betina= Rp 4700,- Harga Itik Bayah
/ Siap Bertelur Betina 41.000,- per ekor dan jantan Rp 40.000. Sedangkan
bebek yang sudah tidak berproduksi/ upkir Rp 27.000.(Wid - Humas)
|
coba kesana aahh...sekalian belajar..
BalasHapus